Membeli follower palsu memang pilihan yang menggiurkan. Dalam beberapa iklan yang kita lihat berseliweran, membeli follower seolah menjadi solusi untuk penjualan Anda yang tidak mengalami kemajuan.

Tapi tunggu dulu, apakah benar membeli follower ini bisa meningkatkan penjualan? Sebagai social proof sementara mungkin iya, tapi tidak menjamin peningkatan penjualan Anda di media sosial. Apalagi jika Anda asal dalam membeli follower. Yang penting jumlahnya banyak saat dibeli. Urusan minggu depan follower sudah drop sebanyak apa, itu pikirin nanti (atau mungkin kita nggak ngeh ini akan terjadi?).

Jumlah Follower Bukan Segalanya

Bukan bermaksud mengecilkan usaha Anda. Panda memahami, ada banyak effort yang Anda lakukan untuk mengoptimalkan media sosial Anda.

Tapi dari berbagai strategi media sosial, membeli follower, bukan lah praktek yang terbaik. Membeli follower, apalagi dengan cara yang asal, justru bisa membahayakan akun Anda.

Pasalnya, follower yang kita beli, seringkali tidak sesuai dengan jenis audiens yang ingin kita targetkan. Terlebih jika kita membeli follower palsu dengan dominasi akun bodong. Follower banyak, tapi tidak ada interaksi.

Atau mungkin kita berpikir membeli follower aktif Indonesia, seperti yang sering muncul di iklan. Jumlah follower ini biasanya akan cepat drop, karena mereka yang menjadi follower tidak benar- benar ingin mengikuti Anda.

Jika kita pura- pura tidak tahu dengan kondisi ini, apa tidak bisa disebut kita melakukan pekerjaan yang sia- sia?

Selain itu, tentu saja follower yang kita peroleh secara instan ini bukan jenis audiens potensial. Mereka sangat minim untuk terlibat dengan akun Anda, atau bahkan menjadi bagian dari trafik website untuk terkonversi menjadi sales.

Follower Palsu vs Follower Asli

Follower asli yang diperoleh dengan cara organik tentu berbeda kualitasnya dengan follower palsu hasil membeli. Pengikut yang diperoleh secara organik mempunyai keunggulan sebagai berikut :

  • Cenderung lebih tertarget
  • Potensi untuk terlibat dengan akun lebih besar
  • Lebih mudah terkonversi menjadi trafik dan sales
  • Stabil menempel di akun karena follow berdasarkan ketertarikan tertentu

Kebalikannya, follower beli biasanya mempunyai karakter seperti berikut ini :

  • Tidak tertarget.
  • Terdiri dari akun zombie dan akun- akun yang terlibat di situs penyedia jasa follower.
  • Jarang tertarik untuk terlibat dengan akun, atau bahkan tidak menyadari kehadiran akun Anda.
  • Lebih sulit terkonversi menjadi trafik dan sales karena karakter audiens sangat random.
  • Mudah drop jumlahnya.
Baca Juga :  8 Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah Melalui Instagram

Teknik dalam Membeli Follower

Situs penjual follower biasanya menggunakan teknik tertentu agar sebuah akun bertambah jumlah follower nya. Ada yang menjanjikan penambahan follower secara gratis, dan ada juga yang secara berbayar untuk menambah follower dengan lebih cepat. Kualitas follower yang ditawarkan juga akan berbeda antara satu dan yang lainnya.

1. Aggressive Following Technique

Adalah teknik agresif dalam mengumpulkan follower. Teknik ini memungkinkan Anda mendapatkan banyak follower dengan cepat dan jumlah yang besar. Syaratnya, Anda harus saling mem-follow akun satu sama lain. Jika setelah diikuti, Anda tidak mengikuti balik, jumlah pengikut diprediksi akan ikut drop.

Secara teknik, teknik ini sebenarnya tidak aman dan melanggar TOS media sosial. Sebenarnya tidak ada salahnya untuk mem-follow dan unfollow banyak akun dalam satu hari, namun terlalu agresif akan membuat akun Anda dicurigai melakukan aktivitas mencurigakan.

Umumnya, pengguna bisa mendapatkan hukuman suspend atau tidak aktif sementara. Namun jika berulang melakukannya, akun Anda bisa mendapatkan penalti permanen.

2. Zombie Account Following

Teknik lain yang cukup populer adalah Zombie Account Following, yaitu membayar pihak ketiga untuk mendapatkan jumlah follower tertentu. Misalnya 100, 1000 atau bahkan ratusan ribu pengikut atau likes.

Pada umumnya, si situs penyedia ini berperan sebagai supplier yang memiliki database akun zombie ( akun yang sudah tidak aktif ) di Twitter atau Facebook. Akun zombie ini lah yang mereka gunakan untuk mengikuti akun Anda atau menjadi fans.

Akun zombie, berarti adalah akun yang benar- benar sudah tidak aktif. Jumlah mereka biasanya tidak akan turun, tapi tidak akan berinteraksi sama sekali dengan akun dalam list following nya.

Akibat Buruk Membeli Follower Palsu

Banyak pengguna media sosial membeli follower untuk tujuan tertentu. Salah satunya adalah untuk meyakinkan follower mereka. Follower yang banyak sering menjadi tolak ukur bahwa sebuah akun adalah terpercaya dan bisa diandalkan.

Namun, membeli follower palsu ini sendiri membawa akibat buruk untuk akun Anda. Berikut ini adalah diantaranya :

Baca Juga :  15+ Ide Giveaway & Kuis yang Mudah Dilakukan di Media Sosial

1. Low Edgerank Score ( Interaksi Rendah )

Ketika follower atau fans Anda adalah hasil beli gelondongan, Anda tidak benar- benar mendapatkan orang yang tertarik atau ingin berinteraksi dengan akun sosial media Anda. Anda benar- benar hanya membeli angka saja. Setelah membayar jumlah pengikut atau fans tersebut, Anda juga bisa mendapatkan pengikut berupa akun palsu dalam jumlah yang sangat banyak.

Salah seorang blogger kelas dunia bernama Zach Bussey pernah melakukan sebuah eksperimen dengan membuat akun Twitter baru dan membeli follower dalam jumlah banyak. Dalam sekejap, memang benar jumlah followernya bisa mencapai puluhan ribu akun.

Tapi sialnya, jumlah followingnya ( akun yang ia ikuti ) juga bertambah ribuan. Dan ketika pria ini asik menganalisa, dia menemukan hasil yang menarik, yaitu hampir semua pengikut ini adalah akun palsu. Zong dong ya?

Ini alasan kuat mengapa sebaiknya Anda tidak membeli follower palsu.

2. Anda Bisa Berakhir dengan Spamming Follower Asli Anda

Ini sering terjadi pada layanan yang menjanjikan banyak follower secara gratis.

Yaitu setelah Anda menggunakan pihak ketiga untuk meningkatkan follower, Anda memberikan mereka akses gratis layanan tersebut ke akun Twitter Anda. Secara tidak sadar, akun Anda kerap mengirim pesan- pesan berupa iklan agar orang- orang juga mau menggunakan jasa pihak ketiga yang Anda pakai.

Kalau sekali dua kali mungkin bisa kita maklumi, tapi ini bisa terjadi secara terus menerus dan membuat follower Anda merasa kesal. Mereka mungkin curiga akun Anda adalah robot.

Akhirnya, follower asli yang benar- benar tertarik untuk berinteraksi justru memutuskan untuk berhenti mengikuti Anda. Wahh… rugi kan?

3. Reputasi Anda Akan Tercoreng

Follower palsu bisa dilacak dengan mudah sebenarnya. Nah, ini yang akan mencoreng reputasi dan nama Anda.

Apalagi jika Anda adalah seorang influencer yang sangat mementingkan kualitas follower. Tentu akan sangat berpengaruh pada calon klien Anda saat mereka mengetahui bahwa ratusan ribu pengikut Anda adalah akun zombie. Apalagi jika informasi ini viral di beberapa akun. Sangat memalukan, bukan?

Keren memang mempunyai jutaan pengikut atau fans. Namun ini hanya terjadi saat pengikut itu asli, bukan angka tipu- tipu.

Baca Juga :  Meningkatkan Visibilitas dan Popularitas Fanpage dengan Facebook Ads

4. Anda Akan Ketahuan

Ini masih terkait dengan no. 3 ya. Seperti yang Panda ungkapkan tadi, follower palsu Anda dapat dilacak dengan mudah.

Tinggal ketik Google, Anda akan bisa menemukan beberapa software yang dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi siapa saja follower palsu di sebuah akun. Dengan tool ini Anda juga bisa menganalisa berapa persentase follower Anda yang fake dan berapa yang asli. Malu kan kalau 90% follower Anda adalah fake??

Berpikirlah lagi sebelum mempertimbangkan membeli follower palsu.

Kesimpulan

Baik Twitter, Instagram atau Facebook, ketiganya sama- sama melarang penggunaan follower palsu. Pengguna pun sebenarnya banyak yang mulai menyadari adanya akun- akun yang followernya banyak karena hasil membeli. Jadi, jumlah follower banyak bukan jaminan kualitas sebuah akun.

Dari sisi platform media sosial, mereka selalu berupaya untuk mengawasi akun- akun yang mempunyai aktivitas mencurigakan. Saat sebuah akun tiba- tiba mengikuti akun lain secara agresif, mereka akan melakukan antisipasi dengan membekukan sementara akun tersebut.

Tidak jarang juga, Facebook, Instagram, dan Twitter melakukan bersih- bersih terhadap akun yang dianggap zombie dan terlibat dalam praktek follower palsu.

Jika optimasi media sosial penting untuk Anda, cobalah untuk meningkatkan jumlah follower Anda dengan cara organik. Buat strategi konten yang bisa meningkatkan engagement dan menarik follower baru. Cobalah membuat kontes atau kuis giveaway untuk menarik perhatian audiens tertarget Anda. Atau bahkan, beriklan untuk mendapatkan fans yang lebih tertarget lagi.

Khusus untuk Instagram, jangan lupa untuk mengubah akun Anda menjadi Instagram bisnis untuk mendapatkan manfaat yang lebih optimal.

0 Shares
Share via
Copy link
Powered by Social Snap