3 Cara Efektif Mengatasi dan Merespon Review Negatif

3 Cara Efektif Mengatasi dan Merespon Review Negatif

Salah satu tantangan saat Anda memutuskan untuk bisnis Anda go online adalah Anda akan lebih mudah menerima feedback dari pelanggan, baik itu positif atau negatif. Bukan pengalaman menyenangkan tentunya untuk melihat ulasan negatif tentang bisnis kita terpampang nyata di sebuah situs online atau di halaman pencarian Google. Meski begitu, itu hal yang sulit untuk kita hindari.

Kenyataannya, menerima dan kemudian menanggapi ulasan negate secara online adalah sebuah proses emosional. Awalnya Anda mendapatkan peringatan ulasan negatif yang terkirim ke email Anda. Beberapa review negatif mengecewakan Anda karena dijelaskan secara gamblang dan membuat Anda merasa ulasan itu tidak adil. Terutama karena Anda dan tim merasa telah bekerja keras untuk memberikan pelayanan terbaik.

Meski begitu, mau tidak mau, Anda harus menerima ulasan negatif itu terlebih dulu. Dengarkan keluh kesah pelanggan Anda, berikan respon terbaik dan professional, kemudian minta pelanggan untuk memberi Anda kesempatan untuk memperbaiki situasi.

Namun ,bagaimana ita seharusnya merespon ulasan negatif tersebut? Apakah sebaiknya kita pura- pura tidak tahu dan berharap ulasan itu menghilang dengan adanya lebih banyak ulasan positif lainnya? Ini yang akan kita kupas di artikel ini 🙂

Mengapa Perlu Merespon Ulasan Negatif?

Bahkan sekalipun bisnis Anda mempunyai banyak ulasan positif lainnya, Anda tidak boleh membiarkan ulasan negatif terlihat diabaikan. Hampir semua situs besar mempunyai fitur ulasan (Google, Facebook, dan sebagainya) memungkinkan pemilik bisnis untuk mendapat dan merespon tanggapan public terhadap layanan bisnis Anda. Sangat disarankan Anda untuk selalu merespon ulasan dari pelanggan Anda.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa Anda harus merespon :

  • Saat Anda tidak merespon ulasan negatif, pembaca mungkin curiga bahwa ulasan negatif itu 100% benar adanya, dan Anda malu untuk bertanggungjawab
  • Pembaca akan berpikir bahwa bisnis Anda tidak peduli dengan komplain pelanggan
  • Pembaca akan berpikir bahwa bisnis Anda tidak berupaya memperbaiki situasi untuk pengalaman buruk pelanggan
  • Pembaca akan meragukan kredibilitas/ kualitas produk dan layanan Anda

Cara Menanggapi Ulasan Negatif

Setelah memahami alasannya, kini Anda tahu bahwa ulasan negatif itu harus segera ditanggapi. Bagaimana caranya? Anda dapat mengikuti formula ini agar bisnis Anda terlihat professional, dan peduli pada pelanggan :

1. Jangan Mengelak

Pahamilah situasinya. Pelanggan tidak suka saat keluhan mereka ditanggapi dengan banyak excuse. Mulailah dengan menyebut nama mereka, dan nyatakan bahwa Anda berterimakasih terhadap masukan mereka, dan Anda menyesal mendengar pengalaman tidak menyenangkan mereka dengan bisnis Anda.

Contoh :
“Vita, terimakasih telah meluangkan waktu untuk memperhatikan hal ini. Kami sangat menyesal dengan kejadian kurang menyenangkan yang Anda alami”

2. Nyatakan Bahwa Bisnis Anda Mengusahakan Layanan yang Baik

Kesalahan mungkin terjadi. Meski begitu, biarkan pembaca tahu bahwa bisnis Anda mempunyai standar yang tinggi dan bahwa ini bukan pengalaman pelanggan yang biasa terjadi.

Contoh :
“Kepuasan pelanggan adalah salah satu prioritas utama kami, dan kami kecewa mengetahui bahwa saat Anda berkunjung, Anda mendapatkan pengalaman yang kurang baik.”

3. Berikan Kompensasi

Tunjukkan inisiatif bahwa Anda ingin masalah pelanggan tersebut terselesaikan dan Anda bertanggungjawab atas pengalaman tidak menyenangkan yang mereka rasakan. Misalnya saja, Anda dapat mengundang mereka untuk menghubungi Anda secara pribadi dan memberikan kompensasi tertentu. Berikan kontak telepon atau ponsel yang mudah dihubungi agar Anda dapat melanjutkan komunikasi dengan lebih hangat.

Saat menyampaikan ulasan negatif, seringkali pelanggan hanya ingin keluhan mereka didengar dan terselesaikan. Saat Anda melakukan ini dan menyelesaikan dengan baik, mereka biasanya tidak keberatan untuk memperbaiki ulasan kekecewaan mereka dengan ulasan positif atas effort yang Anda berikan.

Contoh :
“Mohon hubungi kami di xxx-xxx karena kami ingin membahas masalah ini lebih lanjut dan memberikan kompensasi terkait ulasan yang Anda berikan. Terimakasih atas ulasan yang Anda berikan, dan kami berharap dapat mendengar lebih lanjut dari Anda.”

Hal yang Harus Anda Hindari

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda hindari saat merespon ulasan negatif :

  • Bersikap defensif
  • Menulis respon yang panjang dan berlarut- larut (yang tentu saja terlihat defensif!)
  • Memberikan terlalu banyak detail tentang situasinya
  • Berusaha ‘membuktikan suatu hal’ kepada pembaca Anda
  • Mengundang segala bentuk bantahan dari pengulas (ini sering terjadi di Facebook)

Tips Merespon Ulasan negatif

Hal- hal yang harus Anda perhatikan saat akan merespon review negatif :

1. Jangan Buru- Buru

Hindari merespon ulasan negatif di saat Anda masih emosional karena Anda justru bisa membuat semuanya semakin buruk. Tenangkan diri Anda terlebih dulu dan pastikan Anda siap untuk menerima ulasan tersebut dan menanggapinya dengan bijak.

2. Ringkas dan Padat

Hindari membuat respon yang panjang dan bertele- tele. Untuk kebanyakan orang, balasan yang terlalu panjang bisa membuat respon Anda terkesan defensif.

3. Arahkan Pelanggan ke Situasi Offline

Tidak perlu perdebatan apapun, arahkan pelanggan yang memberi review negatif tadi untuk mengirimkan keluhanya via email atau kontak ponsel. Sampaikan bahwa Anda akan membantu mereka untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, atau untuk memberikan kompensasi untuk pengalaman kurang menyenangkan mereka.

4. Dorong Lebih Banyak Ulasan Positif

Dorong lebih banyak ulasan positif agar di summary bisnis Anda, jumlah review bintang secara keseluruhan terlihat bagus dan seimbang. Jika masalah pelanggan yang memberi review negatif tadi telah selesai, bujuk mereka untuk merevisi ulasan mereka menjadi lebih positif.

5. Jangan Panik

Ulasan negatif memang sering terjadi. Tidak perlu panik, Anda hanya harus menyelesaikan masalah tersebut dengan sebaik- baiknya.

Referensi : 11web

7 Cara Ampuh Agar Website Terindex Google Secepat Kilat

7 Cara Ampuh Agar Website Terindex Google Secepat Kilat

Sudah bekerja keras berburu backlink, tapi ternyata website Anda masih sulit terindex juga? Padahal Anda sudah menghabiskan banyak waktu dan energi. Apa yang sebenarnya membuat Google tidak mengindeks atau lambat dalam mengindeks backlink Anda?

Ada banyak alasan dan faktor mengapa sebuah link website tidak terindeks oleh Google. Kabar baiknya, Anda bisa memperbaiki itu semua. Anda bahkan bisa mempelajari sebuah trik untuk membuat indeks website Anda lebih cepat.

Sebelum melangkah jauh, kita tentu perlu mengetahui hal- hal mendasar terlebih dulu. Jika Anda masih belum yakin apakah link Anda terindeks di Google atau tidak, cobalah mengikuti beberapa langkah berikut ini :

  • Kunjungi Google.com
  • Paste salah satu link yang ingin Anda cek di kotak pencarian Google, dan klik ‘Enter’
  • Jika URL tidak muncul di hasil pencarian, itu berarti link Anda belum terindeks di Google saat itu.

Penyebab Website Sulit Terindex

Setelah melakukan pengecekan, tentu Anda bertanya- tanya, apa yang membuat blog Saya tidak terindeks dengan cepat? Well, ada banyak alasan di balik pertanyaan tersebut tentunya. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa website Anda tidak terindeks atau terindeks dengan sangat lambat :

1. Backlink Anda Tidak Layak untuk Terindeks

Google tidak akan mengindeks backlink berkualitas rendah yang tidak memberi nilai apapun untuk pembacanya. Terutama jika situs web Anda sering terindikasi sebagai tautan spam atau dibangun di atas platform spam yang tentunya langsung mendapat nilai merah dari Google.

Tips :
Cek apakah ada link spam yang mengarah ke website Anda. Jika iya, cobalah membersihkan link spam tersebut dari website Anda. Selain itu, cobalah meningkatkan Page Authority dan Domain Authority situs web Anda.

2. Konten Anda Kurang Berbobot dan Plagiat

Dulu atau sekarang, Google membenci konten plagiat dan tidak berkualitas. Salah satu faktornya adalah banyak konten yang Anda buat mungkin terlalu tipis. Sangat disarankan Anda membuat artikel berisi kurang lebih 800+ kata. Menurut study yang dilakukan oleh SerpIQ, fakta menunjukkan bahwa artikel dengan lebih dari 2000+ jumlah kata mempunyai kinerja yang lebih baik di halaman hasil pencarian.

Tips :
Coba luangkan waktu untuk mengupdate beberapa artikel Anda yang secara konten kurang berbobot atau berkualitas rendah. Berikan tambahan informasi, update dengan informasi terbaru, dan lain sebagainya. Kabar baiknya lagi, mengupdate konten lama Anda ini juga membuat konten Anda menjadi lebih disukai oleh Google.

3. Penggunaan Tag No-Index

Jika Anda merasa bahwa situs web Anda tidak pernah melakukan spam dan konten Anda sudah cukup bagus, domain cukup berumur, dan semuanya terlihat memenuhi syarat untuk terindeks dengan cepat, namun ternyata tidak? Jangan- jangan secara tidak sadar Anda sudah mengatur tag no-index atau prevent sites from search di pengaturan website Anda. Hmmm…

Tips :
Kasus ini sangat jarang terjadi, karena pemilik website manapun, tidak ada yang ingin situs web mereka tidak terindeks dan tidak muncul di hasil pencarian. Meski begitu, tidak ada salahnya untuk melakukan cross check pengaturan situs web Anda.

Cara Agar Website Anda Cepat Terindeks Google

Lantas bagaimana caranya agar website kita terindeks dengan cepat oleh Google? Berikut ini adalah tips yang dapta Anda coba :

1. Tunggu dan Sabar

Maksud dari kalimat ‘tunggu dan sabar’ disini adalah Anda perlu membiarkan indexing website Anda berjalan secara alami. Google akan mengindeks link situs web Anda secara alami dari waktu ke waktu jika memang layak diindeks. Waktu indexing secara alami yang dilakukan Google bisa memakan waktu 1 hari hingga 1 minggu.

Jika Google mempercayai situs Anda sebagai penyedia konten berkualitas, indexing Google terhadap web Anda akan menjadi lebih cepat dari waktu ke waktu. Jika situs web Anda masih baru, Anda perlu melatih indexing ini dengan membuat konten- konten yang berkualitas. Kuncinya adalah di kualitas.

2. Submit ke Google Webmaster Tool

Google Webmaster Tool adalah tool wajib untuk para blogger. Langkah pertama, Anda harus membuat sitemap untuk situs web Anda. Setelah sitemap Anda selesai dibuat, submit link sitemap website Anda ke Google Webmaster tool. Sederhana sekali, bukan?

3. Ping URL

Jika sudah melakukan step 1 dan 2, namun indexing situs web Anda tidak mengalami perkembangan, cobalah untuk melakukan ping website Anda secara berkala. Melakukan proses ping ini pada dasarnya adalah memberitahu Google atau mengirim notifikasi bahwa ada update yang sudah tersedia di website Anda dan Google perlu untuk mengirimkan robot crawler mereka untuk merayapi update terbaru dari website Anda.

Ada cukup banyak tool untuk ping website di internet. Beberapa yang populer antara lain :

  • Pingomatic.com
  • PingFarm.com
  • Pingler
  • Pingdom.com

Perlu diingat, jangan terlalu sering melakukan ping. Cukup lakukan sesekali secara bergantian di website tersebut.

4. Social Sharing

Social sharing adalah cara paling mudah untuk membuat situs web Anda terindeks dengan sangat cepat. Bagikan konten Anda di media sosial, ciptakan caption menarik yang mendorong orang untuk membuka artikel Anda. Jika cukup beruntung, Anda bisa mendapatkan link juice dari social link ini. Keuntungan yang Anda dapatkan bukan hanya tingkat indeks yang baik, tapi juga tingkat kepercayaan dan kredibilitas merek.

5. Manfaatkan PBN

PBN atau Private Blog Network adalah sekumpulan blog yang sengaja diciptakan oleh beberapa orang atau komunitas tertentu untuk keperluan blog network. PBN ini sendiri adalah salah satu strategi yang kerap digunakan para master SEO agar website mereka terindeks dengan cepat. Jika ingin menggunakan strategi ini, lakukan lah riset terlebih dahulu untuk memastikan PBN yang Anda gunakan ini berkualitas dan dilakukan dengan praktek yang benar.

6. Layanan Backlink Otomatis

Jika backlink Anda masih belum diindeks juga setelah rentang waktu yang masuk akal telah lewat, maka Anda dapat mencoba tool layanan backlink otomatis untuk indeks backlink secara teratur dan massal.

Layanan yang diberikan penyedia backlink otomatis ini antara lain :

  • Pink untuk setiap tautan akan dilakukan secara otomatis
  • Link Anda akan dikirim ke banyak blog otoritas
  • Beberapa penyedia jasa backlink ini juga meng-klaim akan memberikan social link, link web 2.0
  • Backlink bersifat permanen

Karena layanan ini bersifat instant dan otomatis, maka Anda perlu berhati- hati dalam menggunakannya. Lakukanlah riset untuk memastikan layanan yang Anda gunakan menggunakan metode white hat yang aman.

7. Perkuat dengan Web 2.0

Jika Anda menggunakan layanan backlink otomatis di #6, Anda tidak perlu melakukan step ini. Namun jika tidak, membangun network web 2.0 akan membuat tingkat indexing situs website Anda di Google menjadi jauh lebih cepat. Beberapa web 2.0 yang dapat Anda gunakan untuk membangun network antara lain :

  • Blogger
    WordPress.com
  • Wix.com
  • Weebly

Buatlah artikel sekitar 800-1500 kata di setiap web 2.0 itu tersebut. Sebarkan backlink maksimal 8-11 tautan di setiap postingan tersebut. Salah satu alasan mengapa kami merekomendasikan artikel sepanjang 800-1500 kata ini adalah agar Anda dapat memasukkan tautan sebanyak mungkin.

Seandainya artikel Anda hanya 300 kata, dan Anda memasukkan 10 backlink, Google akan melihat link dan artikel Anda sebagai spam. Jangan lupa juga, artikel- artikel untuk web 2.0 ini juga harus bebas dari plagiarism.

Kesimpulan

Bukan hal mudah memang untuk membuat Google mengindeks website Anda dengan cepat. Namun jika Anda konsisten melakukan cara- cara tersebut, Anda akan membangun situs yang terindeks dengan cepat, dan Tangguh berkompetisi di mesin pencari.

Selamat mencoba!

3 Alasan Utama Mengapa Google+ Resmi Ditutup Usai 7 Tahun Mengudara

3 Alasan Utama Mengapa Google+ Resmi Ditutup Usai 7 Tahun Mengudara

Secara resmi melalui www.blog.google.com pada 8 Oktober 2018 lalu, Google secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan menutup layanan media sosialnya bertajuk Google+. Aplikasi media sosial yang dirilis pada 2011 silam ini dulu sempat digadang- gadang akan menjadi pesaing berat Facebook di masa depan. Bahkan di awal rilisnya, Google+ cukup laris dengan adanya miliaran orang yang mendaftar ke aplikasi ini.

 

Google+ Tertinggal Jauh dari Pesaingnya

Sayangnya, media sosial yang satu ini terlanjur tertinggal jauh, terutama dengan kehadiran Instagram yang semakin populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Meski begitu, masih tidak sedikit yang kaget dengan berita akan ditutupnya aplikasi media sosial besutan Google ini.

Meski berita yang santer menyebut bahwa G+ ditutup lantaran bocornya data pengguna secara massal, namun setidaknya ada tiga alasan yang membuat Google+ akhirnya benar- benar tutup buku.

 

1. Jumlah Pengguna yang Sangat Sedikit

Sebagai media sosial, Google+ diharapkan menjadi salah satu media dimana banyak pengguna menikmati interaksi sosial dengan pengguna lain di platform tersebut. Namun sayangnya, hal ini tidak banyak terjadi di G+ lantaran jumlah pengguna yang sangat sedikit.

Di tahun 2014, pengguna Google+ kurang lebih berjumlah 100 juta orang. Namun, jumlah pengguna yang rutin menggunakan media sosial itu dan juga meng- upload konten diperkirakan hanya berjumlah sekitar 3,5 juta orang. Gap yang sangat besar, bukan?

Dan jumlah pengguna dan interaksi di Google+ semakin menurun seiring makin pesatnya Facebook dan Instagram yang kini merajai media sosial.

 

2. Tingkat Engagement yang Sangat Rendah

Faktanya, performa Google+ memang sangat jauh dari ekspektasi. Bahkan laporan Google sendiri menyebut bahwa Sembilan puluh persen penggunanya tidak pernah mengakses platform tersebut selama lebih dari lima detik per hari.

Google Vice President of Engineering Ben Smith juga mengungkap bahwa setiap sesi yang berjalan di Google+ rata- rata hanya berlangsung kurang dari dua detik. Dengan durasi yang super kilat ini, hal apa yang kira- kira apa saja yang bisa dilakukan penggunanya?

 

3. Issue Keamanan dan Kebocoran Data Pengguna

Penyebab utama ditutupnya Google+ disebut- sebut adalah bocornya 500ribu data pengguna karena terdapat bug dalam API media sosial tersebut. API ini sendiri sudah dipakai developer pihak ketiga sejak 2015, yang berarti kebocoran sudah terjadi sejak tiga tahun yang lalu.

Bug pada API Google Plus ini menyebabkan developer pihak ketiga bisa mengakses sejumlah data pribadi, bukan hanya dari penggunanya saja, tapi juga teman- teman pengguna layanan tersebut. Data pribadi yang dimaksud disini adalah nama, alamat, umur, dan lain- lain, meskipun data ini sebenarnya tidak dibagikan ke publik oleh pengguna.

Google sendiri meng-klaim telah memperbaiki bug ini pada Maret 2018 dan menyatakan tidak menemukan indikan penyalahgunaan data karena celah keamanan tersebut.

 

Google Plus Akan Tutup pada Agustus 2019

Sejak diluncurkan tujuh tahun silam, performa Google Plus tidak pernah memenuhi ekspektasi. Setelah pengumuman tersebut, Google akan resmi menutup platform media sosial mereka pada Agustus 2019. Meski resmi ditutup, Google menyatakan layanan tersebut masih bisa diakses, namun hanya untuk kalangan terbatas, seperti perusahaan dan institusi lainnya.

Apakah Anda termasuk salah satu pengguna setia Google+? Bagaimana pendapat  Anda terkait tutupnya akun media sosial satu ini?

Update Google Chrome Juli 2018 : Banyak Situs Web Akan Ditandai Tidak Aman

Update Google Chrome Juli 2018 : Banyak Situs Web Akan Ditandai Tidak Aman

Ada sebuah update dari Google Chrome yang mungkin menciptakan mindset baru untuk para publisher atau blogger. Jika sebelumnya banyak dari blogger yang belum menyadari pentingnya SSL Certificate dan HTTPS untuk website mereka, maka hal ini akan berubah.

Mulai Juli 2018 ini, Google Chrome browser versi baru akan memperingatkan pengguna bahwa situs yang dikunjunginya tidak aman saat website tersebut tidak mempunyai sambungan HTTPS. Karena Chrome sendiri adalah salah satu browser web terpopuler, tentu update terbaru ini bisa menjadi hal yang serius untuk blogger.

Selain dari pihak Google, kesadaran pengunjung web terhadap keamanan data informasi diprediksi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jika situs web Anda memuat data informasi pengguna, maka SSL Certificate dan HTTPS adalah hal yang wajib Anda gunakan.

 

Keamanan Website Semakin Penting untuk Google

Anda mungkin familiar dengan icon “kunci” aman yang terletak di pojok kiri atas URL browser Anda. Untuk pengguna, ini adalah informasi bahwa situs yang mereka kunjungi aman dan dapat dipercaya untuk mengolah data informasi pengguna.

Sebenarnya keamanan situs web kini sendiri telah menjadi hal yang serius untuk Google dimulai saat mereka memberikan preferensi situs aman dalam page rank sejak 2014. Situs dengan koneksi HTTPS aman, sebagai lawan koneksi HTTP standar, akan mendapakatkan sedikit dorongan peringkat di mesin pencari.

Dengan situs web yang aman, Google memberikan pengalaman penelusuran yang paling relevan sekaligus aman untuk pengunjungnya. Saat pengunjung merasa aman di website mereka, maka besar kemungkinan mereka akan kembali dan memanfaatkan layanan yang ditawarkan oleh Google. Bisa dibilang, user experience terbaik adalah goal dari Google.

Bagaimana Pembaruan Google Chrome Mempengaruhi Website Anda

Jika situs web Anda tidak terinstall dengan SSL Certificate pada saat update HTTPS dirilis, maka situs web Anda akan ditampilkan sebagai halaman “tidak aman” saat diakses melalui browser Chrome.

Dengan semakin tingginya kesadaran pengguna terhadap keamanan informasi digital, maka akan menjadi masalah besar saat pengunjung website Anda menyadari hal pertama yang mereka lihat saat mengakses halaman Anda adalah pernyataan “situs yang Anda akses tidak aman”.

Update Google Chrome - HTTP Update

Kemungkinan yang terjadi, mereka akan segera menutup situs web Anda dan tidak kembali lagi. Artinya, Anda akan kehilangan kepercayaan dari pengunjung baru, sekaligus mendapaktan bounce rate yang tinggi sebagai efek langsungnya. Tentu saja Anda tidak ingin hal ini tidak terjadi pada situs web Anda, bukan?

 

Cara Menghindari Peringatan Keamanan dari Google

Satu- satunya cara untuk menghindari peringatan situs tidak aman adalah menginstall SSL Certificate sebelum pembaruan ini berlaku. Dengan SSL Certificate, situs Anda akan terhindar dari peringatan ‘situs tidak aman’ saat pengunjung mengakses website Anda.

Sudahkah Anda menginstall SSL Certificate? Pertimbangkan lah saat ini juga!

Apa itu GDPR? Apa Pengaruhnya untuk Blogger dan eCommerce?

Apa itu GDPR? Apa Pengaruhnya untuk Blogger dan eCommerce?

Akhir- akhir ini kita banyak disibukkan dengan notifikasi- notifikasi terkait GDPR. Mendadak website- website besar melakukan update terhadap Privacy Policy mereka. Mulai dari Sumo.me, Hostgator, Minter.io, dan bahkan Google, Twitter, dan Facebook. Bahkan JVZOO pun menunjuk VeraSafe sebagai konsultan untuk mengurusi GDPR pada layanan mereka. Apa yang sebenarnya terjadi??

 

Mengenal GDPR (General Data Protection Regulation)

GDPR adalah sebuah peraturan terkait Data Privacy atau perlindungan data yang diterapkan bagi seluruh perusahaan dunia yang menyimpan, mengolah, atau memproses personal data penduduk dari 28 negata yang tergabung dalam Uni Eropa. GDPR ini isinya berlembar- lembar dan berpasal- pasal, dengan isi yang lengkap dan sedikit rumit.

GDPR telah disetujui oleh otoritas Eropa sejak April 2016 dan berlaku di seluruh dunia efektif tanggal 25 Mei 2018. Jadi, tidak heran lagi kan mengapa banyak website berbondong- bonding memperbaharui Privacy Policy mereka?

Fungsi utama dari GDPR in iadalah memberikan kontrol kepada konsumen atas data pribadi mereka yang dikumpulkan oleh perusahaan, seperti :

  • Informasi dasar, seperti nama, alamat rumah dan nomer kartu identitas
  • Data website seperti lokasi, alamat IP, cookie dan RFID
  • Data kesehatan dan genetic
  • Data biometrik
  • Data etnis dan ras
  • Opini politik
  • Orientasi seksual

 

Apakah GDPR hanya berpengaruh untuk perusahaan atau entitas yang berada di Eropa? Tidak, karena GDPR juga berlaku untuk perusahaan di seluruh dunia yang menawarkan barang dan jasa, dan yang menghimpun data perilaku penduduk (consumer behavior( yang berasal dari Uni Eropa. Jadi, meskipun Anda berasal dari Indonesia, Anda tetap harus memperbarui Privacy Policy Anda agar selaras dengan GDPR jika Anda menawarkan produk dan jasa atau memantau customer behavior dari negara- negara Uni Eropa.

 

Sanksi Pelanggaran GDPR

GDPR adalah sebuah update yang sangat serius di dunia online. Bagi mereka yang tidak mematuhi peraturan ini, ada sanksi tegas yang siap menanti. Sanksi bagi organisasi atau perusahaan yang melanggar undang- undang GDPR akan dikenai denda hingga 4 persen dari omset total tahunan atau sebesar 20 juta euro (sekitar Rp 344 Milyar), dipilih mana yang nilainya lebih besar. Wahhh… lumayan berat, kan?

Apapun jenis usaha Anda, jika berhubungan langsung dengan penduduk dari negara Uni Eropa, maka Anda mungkin perlu mencari konsultan professional untuk membicarakan tentang kaitan GDPR dengan bisnis Anda.

Hal yang Perlu Dilakukan Blogger dan Pelaku eCommerce terkait GDPR

Untuk Anda yang terkait dengan GDPR, penting untuk meng- update informasi website Anda, terutama saat peraturan ini mulai berlaku. Saat ini, hampir semua platform online sudah berproses agar memenuhi aturan dari GDPR ini. Website besar seperti Wix, Shopify dan platform popular lainnya telah memberikan petunjuk agar pengguna dapat mengadopsi GDPR ke laman Privacy Policy mereka.

Untuk blogger, jika website Anda tidak mengoleksi data pengunjung secara langsung dan hanya mencatat data website secara otomatis seperti lokasi, alamat IP, cookie, dengan target utama adalah pengunjung non Eropa (misalnya hanya menargetkan pengunjung local saja), maka Anda dapat melakukan salah satu dari dua opsi berikut ini:
1. Memblokir pengunjung dengan IP dari negara Eropa
Anda bisa menggunakan plugin atau tools yang dapat membantu Anda memblokir UP pengunjung dari negara Uni Eropa. Langkah ini dapat Anda lakukan demi keamanan website Anda.  Jika Anda merasa bisnis Anda sama sekali tidak ada urusannya dengan penduduk Eropa, Anda dapat mengabaikan peraturan GDPR ini karena di atas kertas memang tidak ada kaitannya dengan bisnis yang Anda jalankan.

2. Meng- update Laman Privacy Policy
Sama seperti peraturan yang menyangkut persoalan privasi lainnya, GDPR pada dasarnya bisa diselesaikan dengan meng- update laman Privacy Policy Anda. Statement yang perlu Anda tambahkan adalah pernyataan bahwa Anda tidak mengoleksi data personal sehingga tidak mempunyai kewajiban apa pun untuk GDPR dan secara otomatis Anda telah memenuhi peraturan GDPR.

Kurang lebih seperti ini :

Because we do not collect or determine the use of any Personal Data contained in the Client Data and because it does not determine the purposes for which such Personal Data is collected, the means of collecting such Personal Data, or the uses of such Personal Data, We are not acting in the capacity of data controller in terms of the European Union’s General Data Protection Regulation (Regulation (EU) 2016/679, hereinafter “GDPR”) and does not have the associated responsibilities under the GDPR.

Tentu saja Anda dapat menyesuaikan template di atas dengan kebutuhan website Anda 🙂

 

GDPR untuk Adsense Publisher, Apa saja yang Perlu di-Update?

Jika Anda publisher Adsense, tentu Anda sudah mendapatkan rekomendasi dari Adsense agar menyetujui update TOS (Term of Service) mereka. Rekomendasi ini dapat Anda peroleh melalui email, dan langsung dapat Anda lihat saat Anda membuka dashboard Adsense Anda. Segera lah periksa email tersebut dan menyetujui TOS terbaru ini.

Google sendiri adalah salah satu platform yang memberikan perhatian sangat tinggi terhadap GDPR dan berupaya memenuhinya sebelum batas waktu peraturan ini diberlakukan. Meski begitu, sejatinya tidak ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh publisher Adsense ini sendiri.

Google hanya menyarankan agar Anda menambah tautan link di halaman Privacy Policy yang mengarah ke laman policy untuk Partner Sites (https://www.google.com/policies/technologies/partner-sites/) yang intinya menjelaskan cara Google dalam mengelola data pada produk periklanannya.

 

Sampai disini tentu kita semua sudah semakin familiar dengan apa itu GDPR dan mengetahui langkah apa yang perlu kita lakukan terhadap website kita terkait GDPR. Semoga bermanfaat!