Benchmarking : Pengertian, Manfaat, Jenis dan Cara Melakukannya

Benchmarking : Pengertian, Manfaat, Jenis dan Cara Melakukannya

Dalam bisnis dan strategi marketing, penting sekali untuk melakukan benchmarking. Melalui proses benchmarking, perusahaan akan membandingkan suatu metrik tertentu yang tujuannya adalah meningkatkan produktivitas dan efektivitas kinerja perusahaan.

Untuk mencapai goal perusahaan kedepan, melakukan benchmarking akan memberi dampak signifikan. Itulah mengapa seorang marketer atau mereka yang berada di posisi strategi wajib memahami tentang apa itu benchmarking, cara kerjanya, jenis- jenisnya dan cara melakukannya.

Apa itu Benchmarking?

Benchmarking berasal dari bahasa Inggris ‘Benchmark’, yang mempunyai arti tolak ukur. Menurut Oxford Dictionary, pengertian dari Benchmarking adalah sesuatu yang bisa diukur dan digunakan sebagai standar yang bisa dibandingkan dengan hal- hal lain.

Menurut ilmu manajemen, benchmarking adalah upaya mengukur kebijakan perusahaan yang meliputi produk, program, strategi, dan hal lain dengan cara membandingkan dengan kompetitor perusahaan.

Dengan menggabungkan informasi tersebut dapat kita simpulkan juga bahwa Benchmarking adalah suatu proses perbandingan kinerja, metode, atau praktik bisnis suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang dianggap sebagai yang terbaik dalam industri atau sejenisnya.

Sederhananya, benchmarking adalah tolak ukur untuk menilai atau membandingkan sesuatu, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dan mencari cara meningkatkan kinerjanya.

Tujuan Benchmarking

Tujuan utama dari benchmarking adalah meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara membandingkan dan mempelajari praktek terbaik yang perusahaan lain lakukan. Selain itu, berikut adalah beberapa tujuan yang lebih luas dari praktek perbandingan kinerja ini.

1. Membidik Perbaikan Berkelanjutan

Tujuan utama dari benchmarking adalah menciptakan pondasi untuk perbaikan berkelanjutan. Bukan sebatas mencari titik lema, melainkan mengeksplorasi peluang untuk meningkatkan kinerja secara menyeluruh. Melalui proses membandingkan ini, perusahaan membuka jalan untuk pertumbuhan yang konsisten.

2. Peningkatan Efisiensi Operasional

Benchmarking bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi operasional. Dengan memahami dan mengadopsi praktik terbaik, perusahaan bisa menyesuaikan proses mereka untuk mencapai hasil maksimal dengan sumber daya yang ada. Ini mencakup peningkatan dalam hal produktivitas, pengelolaan waktu, dan alokasi sumber daya yang bijak.

3. Pemberdayaan Inovasi dan Kreativitas

Melalui proses benchmarking, perusahaan tanpa sadar telah menerapkan budaya kerja yang mengadopsi inovasi dan kreativitas. Mempelajari bagaimana perusahaan lain berhasil menciptakan solusi baru dan memecahkan masalah akan menginspirasi tim untuk lebih kreatif dan inovatif dalam produk atau layanan.

4. Meningkatkan Daya Saing

Tujuan tak terelakkan dari benchmarking adalah meningkatkan daya saing. Dengan memahami apa yang membuat perusahaan lain sukses, perusahaan bisa mengasah keunggulan kompetitif mereka. Tujuan ini melibatkan adaptasi dan penerapan strategi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan pelanggan.

5. Peningkatan Kepuasan Pelanggan

Sebagai hasil dari praktik terbaik yang diadopsi, tujuan lain dari benchmarking adalah meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan menyempurnakan proses dan memberikan nilai tambah, perusahaan bisa menjalankan excellent service dan pengalaman pelanggan yang lebih memuaskan.

6. Memahami Konteks Industri Secara Lebih Mendalam

Benchmarking memberikan peluang untuk memahami konteks industri secara lebih mendalam. Aktivitas ini bukan sekadar melihat angka-angka, melainkan meresapi esensi dari keberhasilan pesaing dan pionir industri. Dengan pemahaman ini, perusahaan dapat merencanakan langkah-langkah yang sesuai dengan tuntutan pasar.

Manfaat Benchmarking

Menurut buku Kekeliruan Manajer oleh Hadi Satyagraha, hakikat benchmarking adalah belajar dari pengalaman perusahaan lain. Saat aktivitas ini berjalan dengan baik dan konsisten, ada banyak manfaat positif yang perusahaan dapatkan.

1. Identifikasi Peluang Perbaikan yang Tepat

Salah satu manfaat utama dari benchmarking adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi peluang perbaikan yang tepat. Dengan membandingkan kinerja dan proses bisnis dari perusahaan terbaik di satu industri, perusahaan dapat menemukan area di mana mereka dapat tumbuh dan berkembang.

2. Mengenali Kekuatan Kompetitor

Benchmarking membantu perusahaan mengenali kekuatan kompetitor dan mengintip strategi yang mereka jalankan. Dari proses ini, perusahaan bisa mempelajari hingga menduplikasi strategi yang membuat kompetitor meraih sukses.

3. Meningkatkan kinerja perusahaan

Setelah mengenali kekuatan kompetitor, perusahaan bisa terus meningkatkan kinerjanya. Perusahaan bisa membuat daftar hal- hal yang perlu dihentikan, dilanjutkan, atau dikembangkan.

Dengan cara ini, perusahaan bisa mengejar ketertinggalan dari pemimpin industri dan membuat perencanaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Setelah mengetahui keunggulan kompetitor, selanjutnya adalah meningkatkan kinerja perusahaan. Cari tahu hal-hal apa saja yang sebaiknya dihentikan, dilanjutkan, ataupun dikembangkan.

4. Inovasi Melalui Adopsi Praktik Terbaik

Manfaat yang tak terbantahkan dari benchmarking adalah mendorong inovasi. Dengan memahami bagaimana organisasi lain menghadapi tantangan dan menciptakan solusi kreatif, perusahaan dapat merangsang ide baru dan mengadopsi inovasi untuk meningkatkan produk atau layanan mereka.

Hambatan yang Sering Muncul dalam Praktik Benchmarking

Meskipun praktek benchmarking menjanjikan manfaat yang besar, ada pula tantangan yang menjadi PR perusahaan. Dalam menjalankan perjalanan menuju keunggulan, kita perlu mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan ini agar bisa meraih hasil yang optimal.

1. Kendala Mendapatkan Data yang Akurat dan Relevan

Salah satu hambatan utama dalam benchmarking adalah kesulitan mendapatkan data yang akurat dan relevan. Berkaitan dengan privasi data, perusahaan seringkali tidak membuka informasi tentang strategi mereka secara gamblang. Tujuannya tentu melindungi strategi mereka dari kompetitor di industri yang sama.

Untuk itu, tim perusahaan perlu melakukan segala upaya untuk melakukan riset mendalam dan membuat estimasi yang akurat terhadap strategi yang mereka jalankan.

2. Resistensi Terhadap Perubahan di Internal Perusahaan

Hambatan selanjutnya dalam benchmarking adalah resistensi terhadap perubahan di tim perusahaan. Karyawan mungkin merasa tidak nyaman atau khawatir tentang konsekuensi perubahan. Mengatasi hambatan ini memerlukan komunikasi yang efektif, pelibatan karyawan, dan pendekatan yang memperhatikan kebutuhan mereka.

3. Kesulitan Menemukan Perusahaan dengan Perbandingan yang Sesuai

Menemukan perusahaan yang sesuai untuk dibandingkan juga bisa menjadi tugas yang menantang. Setiap perusahaan memiliki konteksnya sendiri, dan mencari yang sebanding bisa sulit.

Untuk mengatasi hambatan ini, perusahaan bisa berfokus pada perusahaan yang menampilkan praktik terbaik dan memberi wawasan yang relevan sesuai kebutuhan. Tidak masalah juga jika perusahaan melakukan trial & error dengan satu dan dua perusahaan berbeda untuk menemukan mana yang lebih sesuai.

4. Risiko Kesalahan Interpretasi Data

Hambatan selanjutnya adalah kesalahan tim perusahaan dalam interpretasi data. Tanpa pemahaman yang tepat tentang konteks dan metode perbandingan, interpretasi data dapat menjadi bias atau mengarah pada kesimpulan yang tidak akurat. Meminimalkan risiko ini melibatkan penggunaan metodologi yang cermat dan analisis yang hati-hati.

Menelusuri Jenis-jenis Benchmarking

Untuk menjalankan praktik benchmarking dengan optimal dan menyeluruh, penting sekali untuk mengenali jenis- jenis benchmarking. Masing- masing jenis ini umumnya mempunyai ciri khasnya sendiri dan bisa memberikan wawasan yang berbeda.

1. Benchmarking Internal

Benchmarking internal melibatkan perbandingan kinerja dan praktik antara departemen atau unit di dalam perusahaan. Fokusnya adalah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas internal. Ini adalah langkah pertama yang baik untuk mengidentifikasi peluang perbaikan di lingkungan internal sebelum melibatkan perbandingan dengan organisasi eksternal.

Benchmarking internal relatif mudah dilakukan dan membantu perusahaan untuk melakukan evaluasi yang efektif.

2. Benchmarking Eksternal

Benchmarking eksternal melibatkan perbandingan kinerja dan praktik perusahaan dengan perusahaan di luar di industri sejenis. External Benchmarking terbagi ke dalam dua jenis : 

  • Competitive Benchmarking : proses membandingkan antara perusahaan miliknya dengan perusahaan lain yang bertindak sebagai kompetitor utamanya.
  • Non-competitive benchmarking: Proses membandingkan antara perusahaan milikinya dengan perusahaan lain dengan industri yang berbeda.

Selain dua jenis tersebut, Non-competitive benchmarking terbagi menjadi dua jenis lagi. Yang pertama adalah Functional non-competitive benchmarking, yaitu membandingkan fungsi yang sama dengan perusahaan berbeda di berbagai industri. Yang kedua adalah Generic non-competitive benchmarking, yaitu membandingkan proses fundamental bisnis yang dinilai sama di setiap perusahaan.

3. Functional Benchmarking

Benchmarking fungsional adalah proses perbandingan yang fokus pada perbandingan kinerja dan praktik terkait dengan fungsi atau proses tertentu di dalam perusahaan. Lingkup benchmarking ini mencakup perbandingan dalam hal keuangan, pemasaran, produksi, atau manajemen sumber daya manusia.

Jika kamu ingin memahami bagaimana fungsi kerja yang dilakukan perusahaan lain, kamu bisa menggunakan jenis benchmarking ini. 

4. Strategic Benchmarking

Benchmarking strategis adalah pendekatan yang melibatkan perbandingan visi dan strategi jangka panjang perusahaan. Strategi ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana organisasi lain merencanakan pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

Benchmarking ini juga membantu perusahaan menilai apakah strategi mereka konsisten dengan tren pasar dan mempersiapkan mereka untuk masa depan.

5. Process Benchmarking

Process Benchmarking adalah jenis benchmarking yang memfokuskan pada perbandingan langkah-langkah operasional atau proses bisnis secara spesifik. Strategi ini mencakup evaluasi mendalam tentang bagaimana suatu proses dijalankan dan bagaimana perbaikan dapat diterapkan.

Saat berjalan dengan efektif, penerapan strategi perbandingan ini bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional .

6. Performance Benchmarking

Perusahaan juga bisa mencoba strategi Performance Benchmarking, yaitu membandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain. Dalam strategi ini, tim kerja bisa melakukan riset tentang produk dan jasa yang perusahaan lain jual, dan mencari tahu kinerja penjualannya.

Beberapa komponen yang dapat perlu diketahui antara lain harga produk, fitur, kualitas, hingga layanan keluhan pelanggan. Informasi ini akan sangat membantu untuk mengetahui kinerja yang efektif meningkatkan performa perusahaan.

7. Financial Benchmarking

Dengan membandingkan kekuatan finansial perusahaan dengan perusahaan lain, perusahaan akan semakin mudah memetakan anggaran biaya yang tepat. Nah, ini lah yang kita sebut dengan Financial Benchmarking.

Dalam strategi ini, tim perlu mengetahui kekuatan anggaran perusahaan lain. Selanjutnya, perusahaan bisa menyusun anggaran biaya yang sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan dan memetakan biaya sesuai kebutuhan.

Strategi Terukur dalam Melakukan Benchmarking

Melakukan benchmarking pada dasarnya bukan membuat perbandingan sederhana. Melainkan sebuah perjalanan yang memerlukan strategi yang matang. Dalam mencapai hasil optimal, berikut adalah beberapa strategi terukur yang dapat Anda terapkan :

1. Tentukan Tujuan dan Fokus yang Jelas

Langkah pertama adalah menentukan tujuan dan fokus yang jelas untuk praktek benchmarking. Apa yang ingin dicapai? Apakah fokusnya pada efisiensi operasional, peningkatan kualitas, atau inovasi?

Dengan memiliki tujuan yang jelas, organisasi dapat mengarahkan upayanya dengan lebih efektif.

2. Identifikasi dan Pilih Perusahaan Perbandingan dengan Cermat

Proses pemilihan perusahaan untuk tolak ukur perbandingan harus dilakukan dengan cermat. Pertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran, industri, lokasi, dan praktik bisnis khusus. Mengevaluasi sejumlah organisasi sebelum memilih yang paling relevan akan membantu perusahaan mendapat wawasan yang sesuai dan hasil sesuai harapan.

3. Kumpulkan Data dengan Akurat dan Terperinci

Kualitas benchmarking sangat bergantung pada akurasi data. Pastikan data yang terkumpul akurat, terperinci, dan relevan dengan tujuan benchmarking. Sumber data dapat bervariasi, termasuk wawancara dengan stakeholder, analisis dokumen, atau penggunaan data industri yang tersedia.

4. Terapkan Metodologi Benchmarking yang Sesuai

Setiap jenis benchmarking memerlukan metode yang sesuai. Apakah itu benchmarking internal, eksternal, fungsional, atau strategis, pilih metode yang sesuai dengan tujuan dan cakupan perbandingan. Metode dapat mencakup pengukuran kuantitatif, analisis kualitatif, atau gabungan keduanya.

5. Analisis dan Proses  Interpretasi Data

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis yang mendalam dan interpretasi yang bijak. Jangan hanya melihat angka-angka, tetapi juga cari pola, tren, dan hubungan yang bisa memberi wawasan strategis.

6. Identifikasi Peluang Perbaikan dan Inovasi

Penting untuk tidak hanya mengidentifikasi perbedaan, tetapi juga melihatnya sebagai peluang. Identifikasi peluang perbaikan dan inovasi yang muncul dari perbandingan. Pertanyaan seperti “Bagaimana kita bisa mengadopsi praktik terbaik ini?” bisa membantu kita ke langkah-langkah perbaikan.

7. Terapkan Perubahan dengan Pendekatan Bertahap

Implementasi perubahan harus dilakukan dengan hati-hati dan bertahap. Komunikasikan perubahan dengan baik kepada semua pemangku kepentingan, dan berikan dukungan yang dibutuhkan. Ini membantu mengurangi resistensi perubahan dan memastikan bahwa perubahan berdampak positif.

8. Evaluasi, Pantau dan Revisi Secara Berkala

Benchmarking bukan sebuah proses sekali jalan. Evaluasi dan revisi strategi secara berkala sering terjadi dalam aktivitas ini. Perusahaan perlu memastikan keterlibatan aktif tim dalam memantau proses secara berkala, melakukan evaluasi dan revisi sesuai kebutuhan.

Kenyataannya, pertumbuhan organisasi, perubahan industri, atau dinamika pasar bisa memerlukan penyesuaian dalam praktik benchmarking. Pastikan bahwa strategi tetap relevan dan efektif seiring waktu.

FAQ Seputar Benchmarking

Dalam menjalankan praktik benchmarking, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan umum yang perlu dijawab. Daftar FAQ berikut akan menjadi wawasan tambahan untuk Anda.

1. Apa Bedanya Antara Benchmarking Internal dan Eksternal?

Internal Benchmarking melibatkan perbandingan kinerja dan praktik di dalam lingkup organisasi atau perusahaan. Sedangkan External Benchmarking melibatkan perbandingan dengan organisasi atau perusahaan di luar. Benchmarking internal lebih fokus pada peningkatan efisiensi internal, sedangkan benchmarking eksternal menyediakan wawasan dari standar industri dan pesaing.

2. Bagaimana Cara Memilih Organisasi Perbandingan yang Tepat?

Pemilihan organisasi perbandingan memerlukan pertimbangan matang. Faktor seperti ukuran, industri, lokasi, dan praktik bisnis khusus perlu dipertimbangkan. Identifikasi organisasi yang memiliki kesamaan yang signifikan dengan tujuan dan konteks bisnis Anda.

3. Apa Metode Terbaik untuk Menganalisis Data Benchmarking?

Menganalisis data benchmarking memerlukan pendekatan yang holistik. Selain melihat angka-angka, Anda dapat mencari pola, tren, dan hubungan yang mungkin ada di balik data. Pemahaman konteks dan tujuan dalam strategi ini sangat penting untuk melakukan interpretasi data dengan bijak.

4. Berapa Sering Strategi Benchmarking Perlu Dievaluasi dan Diperbaharui?

Evaluasi dan pembaruan strategi benchmarking perlu dilakukan secara berkala. Pertumbuhan organisasi, perubahan industri, atau dinamika pasar biasanya membutuhkan penyesuaian dalam praktik benchmarking. Penting untuk memastikan bahwa strategi tetap relevan dan efektif seiring waktu.

5. Bagaimana Cara Mengukur Keberhasilan dari Praktik Benchmarking?

Keberhasilan praktik benchmarking dapat diukur melalui pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Metrik kinerja, efisiensi operasional, peningkatan kepuasan pelanggan, atau inovasi yang berhasil dapat menjadi indikator keberhasilan. Pastikan bahwa setiap perubahan yang diadopsi memberikan dampak positif yang terukur.

6. Apakah Benchmarking Cocok untuk Semua Jenis  Perusahaan/ Organisasi?

Meskipun benchmarking adalah strategi yang efektif, mungkin tidak semua jenis organisasi akan cocok dengan praktik ini. Organisasi yang bersedia beradaptasi, belajar dari orang lain, dan terbuka terhadap perubahan biasanya lebih mampu mengambil manfaat dari strategi ini. Keputusan untuk menggunakan perbandingan tentunya harus berdasarkan pada tujuan dan kebutuhan unik organisasi.

Kesimpulan

Untuk pertumbuhan yang berkelanjutan, benchmarking adalah strategi yang penting untuk dijalankan sebuah perusahaan. Benchmarking bukan sekedar strategi untuk melakukan tolak ukur kinerja dan perbandingan semata, melainkan pemandu untuk perbaikan berkelanjutan, inovasi, dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis.

Agar strategi ini berjalan dengan sukses ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari menentukan perusahaan yang menjadi obyek perbandingan secara bijaksana, mengumpulkan informasi yang akurat dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan. Selain itu, pemilihan jenis-jenis strategi tolak ukur yang sesuai, pengumpulan data yang akurat, dan analisis data yang bijak menjadi langkah-langkah kunci dalam meraih manfaat optimal.

Pada akhirnya, benchmarking bisa menjadi langkah penting bagi organisasi yang menginginkan pertumbuhan berkelanjutan dan keunggulan kompetitif di pasar yang berkembang dengan dinamis.

Mengenal Apa itu Biaya Provisi Bank dan Cara Menghitungnya

Mengenal Apa itu Biaya Provisi Bank dan Cara Menghitungnya

Saat mengajukan pinjaman atau kredit pada bank, nasabah atau debitur biasanya akan dikenakan provisi. Provisi ini adalah biaya yang sering muncul saat debitur mengajukan pembiayaan untuk KPR, KTA dan KMG.

Untuk lebih memahami apa itu biaya provisi secara detail, di artikel kali ini Panda akan mengulas lebih lengkap tentang apa itu biaya provisi bank, besaran biayanya dan cara menghitungkan. Semoga bermanfaat!

Pengertian Biaya Provisi Bank

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), provisi berarti biaya, upah, atau imbalan. Pengertian dari biaya provisi ini adalah tarif atau biaya administrasi di luar jumlah pinjaman yang akan dibebankan saat pengajuan kredit rumah atau properti.

Dalam banyak kasus, debitur harus membayarkan provisi ini di awal peminjaman sebagai upah kepada bank yang telah menyetujui permohonan debitur. Dengan begitu, jumlah dana yang debitur terima sebagai pinjaman tidaklah penuh.

Sebagian jenis kredit juga mengharuskan debitur untuk mengeluarkan dana terpisah untuk provisi kredit. Dalam hal ini, setelah debitur melakukan pembayaran provisi maka pinjaman bisa segera cair.

Biaya Provisi, Administrasi dan Kontinjensi, Apa Bedanya?

Mengenal Biaya Bank

Selain provisi, di istilah bank ada juga biaya administrasi dan kontinjensi. Apa perbedaannya?

Perbedaan Biaya Administrasi dan Provisi

Provisi dan biaya administrasi merupakan dua hal yang berbeda. Kendati tetap sama-sama dikenakan di awal dan bersifat wajib, namun biaya provisi dan administrasi dikenakan bank untuk tujuan yang tak sama.

Simak perbedaan antara keduanya dalam tabel di bawah ini :

Biaya ProvisiBiaya Administrasi
Biaya provisi berguna untuk mendanai semua keperluan yang berkaitan dengan proses pemberian pinjaman tersebut. Mulai dari biaya fotokopi kertas, komisi marketing, dan sebagainya.Biaya administrasi berguna untuk mendanai proses pengurusan dokumen selama pengajuan KPR atau jenis kredit lainnya.
Biaya provisi berkisar 1-3,5% dari total kredit yang cair ke debitur. Besaran provisi juga bisa berubah sesuai program bank.Biaya administrasi berkisar antara Rp250.000 – Rp500.000.
Biaya provisi dibayarkan satu kali, yaitu sebelum akad kredit berlangsung.Biasanya administrasi dibayar sebelum proses pengurusan KPR atau kredit berjalan.
Tabel Perbedaan Biaya Provisi dan Biaya Administrasi

Perbedaan Biaya Kontinjensi dan Provisi

Selain biaya administrasi, ada juga istilah biaya kontinjensi. Biaya ini berkaitan dengan liabilitas seseorang.

Pengertian dari liabilitas adalah hutang atau kewajiban yang harus pihak lain bayarkan, berupa uang, barang, atau jasa karena kejadian di masa lalu.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah perbedaan antara biaya kontinjensi dan provisi:

Biaya ProvisiBiaya Kontinjensi
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), biaya provisi merupakan liabilitas. Liabilitas artinya kewajiban atau hutang yang harus dibayarkan kepada pihak lain karena kejadian di masa lalu.Biaya kontinjensi bukan termasuk PSAK karena ini berdasarkan pada kemungkinan di masa depan. Dengan begitu, besaran atau jumlahnya bisa berbeda-beda (tidak pasti). Biaya kontinjensi juga berpotensi mengeluarkan biaya dengan nominal besar.
Biaya provisi merupakan dana tambahan saat kredit atau pinjaman cair.Biaya kontinjensi merupakan sejumlah dana yang menjadi jaminan dari pembelian kembali suatu properti yang menjadi hutang seseorang.
Tabel Perbedaan Biaya Provisi dan Kontinjensi

Berapa Besaran Biaya Provisi di Bank?

Setelah mengetahui apa itu biaya provisi, selanjutnya penting untuk mengetahui besaran nominal yang perlu debitur bayarkan. Provisi ini sendiri sifatnya merupakan biaya tambahan, sehingga persentase dana yang perlu dikeluarkan cenderung kecil.

Tarif provisi bank juga bergantung pada jenis kredit yang diambil. Umumnya, tarif provisi bank di Indonesia berkisar antara 0,5%-3,5% dari jumlah pokok pinjaman disetujui. Selain itu, provisi juga bergantung pada kebijakan masing- masing bank.

Sebagai referensi, berikut daftar biaya provisi dari beberapa bank penyedia layanan kredit : 

1. Bank BCA (KPR BCA Fix and Cap)

Untuk pembelian rumah baru maupun rumah second, Bank BCA menyediakan beberapa jenis layanan untuk mempermudah nasabah. Dalam hal provisi, KPR BCA Fix & Cap mematok angka 1% dari pinjaman yang mereka setujui.

2. Bank BRI

Mayoritas layanan Bank BRI mematok provisi sebesar 1%. BRI juga menyediakan kredit kendaraan bermotor yang bebas dari biaya provisi.

3. Bank Mandiri (Mandiri KPR dan KSM)

UNtuk debitur yang ingin mengajukan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) atau Kredit Serbaguna Mandiri (KSM), Mandiri mematok tarif provisi bank sebesar 1% dari pinjaman yang disetujui.

4. Bank OCBC NISP

Bank OCBC NISP mengenakan provisi berkisar 1%-5% bergantung dari plafon dan jenis pengajuan kredit yang debitur ajukan. OCBC NISP kini juga menawarkan berbagai jenis pinjaman untuk nasabahnya. Mulai dari KPR, KSM, KMG dan KTA.

Di luar angka yang dipatok pada umumnya, bank juga sering melakukan promo tarif provisi. Jadi jangan kaget jika di kesempatan tertentu, Anda mungkin bisa mendapat diskon biaya provisi yang lumayan sesuai promo bank.

Cara Menghitung Biaya Provisi

Seperti ulasan Panda di atas, biaya provisi merupakan biaya yang akan dibayarkan saat awal pengajuan pinjaman disetujui. Dana ini bisa dipotong otomatis saat pencairan pinjaman atau debitur melakukan pembayaran di awal.

Lantas bagaimana cara menghitung tarif provisi? Sangatlah mudah!

Anda hanya perlu melakukan pengkalian jumlah pinjaman dengan persentase biaya yang bank terapkan. Untuk lebih memahaminya, simak simulasi berikut ini : 

  • Nilai Kredit : Rp 350.000.000
  • Provisi : 1%


Maka perhitungan biaya provisinya adalah sebagai berikut : 

  • 1% x Rp 350.000.000 = Rp 3.500.000
  • Total pinjaman bersih Rp 350.000.000 – Rp 3.500.000 = Rp 346.500.000


Dari penghitungan ini, maka nilai provisi yang perlu debitur bayarkan adalah Rp 3.500.000. Sedangkan jika provisi langsung memotong jumlah pinjaman, maka pinjaman yang cair adalah Rp 346.500.000.

Selain Provisi, Apa Saja Biaya Lain Terkait Pengajuan Pinjaman?

Mengenal jenis biaya dalam pinjaman

Provisi bukan satu- satunya biaya yang keluar dalam pinjaman. Selain provisi dan biaya administrasi, ada beberapa jenis pinjaman lain yang sobat Panda perlu ketahui : 

1. Biaya Tahunan

Biaya tahunan merupakan sejumlah biaya yang perlu debitur bayarkan dalam melunasi kredit per tahun. Nominalnya bergantung dari periode pinjaman dan kebijakan bank.

Misalnya saat Anda mengajukan pinjaman sebesar Rp 200 juta dan bank memberlakukan biaya tahunan sebesar 1% di tahun pertama. Maka di tahun pertama Anda diharapkan bisa membayar biaya tahunan Rp 2 juta.

Setelah biaya tahunan awal lunas, debitur akan membayar biaya tahunan tetap sebesar Rp 50.000 untuk pembayaran cicilan di tahun- tahun selanjutnya. Tentu saja biaya akan berlaku sesuai dengan kebijakan dari masing- masing bank.

2. Biaya Asuransi

Bank memberlakukan biaya asuransi sebagai jaminan perlindungan terhadap debitur jika mengalami hal- hal yang tidak diinginkan. Misalnya saja kecelakaan atau meninggal dunia.

Biaya asuransi membuat debitur merasa lebih aman jika masih ada sisa kredit belum terlunasi saat ada kejadian di luar prediksi. Pasalnya, sisa pinjaman yang ada akan tercover alias menjadi tanggungan pihak asuransi.

3. Biaya Notaris

Biaya notaris menjadi biaya yang lumrah muncul dalam pembelian rumah KPR. Pihak Bank biasanya ikut menentukan biaya ini dengan kisaran harga Rp 250.000 sampai Rp 750.000.

Dengan begitu, debitur tidak perlu repot- repot mencari notaris secara terpisah.

4. Denda Keterlambatan

Denda keterlambatan berlaku saat debitur mengalami keterlambatan pembayaran cicilan. Besaran atau nominal biasa tergantung dari kebijakan bank atau perusahaan pembiayaan tempat debitur meminjam.

5. Biaya Percepatan Pelunasan

Selain ada biaya keterlambatan, ada juga denda yang berkaitan dengan pelunasan dipercepat. Untuk debitur yang ingin melunasi pinjaman lebih cepat dari periode kredit, ada biaya penalti 5%-6% dari sisa cicilan yang perlu dibayarkan.

Misalnya cicilan Anda tersisa Rp 30 juta dan ingin melunasinya segera, dan bank akan mengenakan denda penalti 5%. Maka dari itu, biaya yang perlu Anda bayarkan adalah Rp 30 juta + (Rp30 juta x 5%), yaitu sebesar Rp 31.500.000.

Kesimpulan

Sebelum mengajukan pinjaman atau KPR, penting sekali untuk mengetahui biaya- biaya apa saja yang akan muncul sebagai persiapan. Salah satunya adalah biaya provisi, yang merupakan komponen biaya yang perlu debitur bayarkan selain administrasi.

Besaran tarif provisi bank bisa berbeda antara satu dan yang lainnya. Rata- rata berkisar 1%. Tapi ada juga yang menerapkan persentase dibawah atau di atas angka tersebut, bergantung pada promo bank dan plafon pengajuan.

Selain mengetahui apa itu biaya provisi, penting juga untuk mengenali jenis biaya lain berkaitan dengan pinjam. Dengan mengetahui lebih banyak, Anda bisa merencanakan keuangan dan pinjaman dengan lebih tepat.

Semoga bermanfaat!

5 Trend yang Perlu Anda Ketahui dalam SEO dan Konten Marketing

5 Trend yang Perlu Anda Ketahui dalam SEO dan Konten Marketing

Pertanyaan sederhana untuk SEO masa kini, apa yang sedang menjadi trend dalam konten marketing dan SEO hari ini?

Jawabannya adalah : Konten telah menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Lebih detail lagi, ini melibatkan jenis media, keaslian konten, dan penargetan audience. Anda harus memperhitungkan semua ini jika ingin memenangkan pembaca dan Google sekaligus.

5 Konten Marketing dan Trend SEO

Siap untuk melihat kelima point tersebut? Mari kita simak bersama…

1. Saatnya Ucapkan Selamat Tinggal pada konten Dangkal

Banyak brand besar yang mulai meningkalkan konten dangkal demi blog dan artikel yang lebih menyelami kedalaman tapik. Artinya, semakin relevan dan informatif sebuah konten website, maka website ini akan dianggap lebih komprehensif. Jika Anda berpikir panjang artikel menjadi salah satu parameternya, Anda benar!

Contohnya adalah melihat SERP untuk pencarian content marketing, 4 hasil teratas dimiliki oleh artikel yang rata- rata mempunyai 2.207 kata! Wooowww….!

Saatnya ucapkan selamat tinggal pada konten dangkal
Lebih jauh lagi, konten- konten ini disusun dengan banyak study case, statistik,tautan ke sumber, tangkapan layar untuk contoh, dan fakta. Konten harus dibuat dengan penelitian yang akurat, hati- hati dalam disusun, dirujuk, dan dikutip. Terdengar seperti effort yang luar biasa untuk membuat satu artikel, bukan?

Namun, inilah komponen yang diperlukan untuk peringkat yang baik terhadap pembaca dan mesin pencari hari ini.

Jadi, pertimbangkanlah kembali sebelum menciptakan konten yang asal- asalan. Ini tidak akan bekerja lagi. Bahkan banyak pakar SEO yang meyakini dari awal bahwa konten dangkal pada akhirnya akan usang. Dan kini, Google mulai mempertajam arahnya menuju kesana.

2. Investasi dalam Proses Pembuatan Konten

Investasi yang dilakukan oleh seorang webmaster bukan hanya soal berburu backlink semata, namun juga dalam pembuatan konten yang lebih baik.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh B2C Research terkait Content Marketing Institute 2019, 56 persen content marketer meningkatkan pengeluaran dalam 12 bulan terakhir dalam hal pembuatan konten.

Banyak brand semakin meningkatkan budget untuk konten marketing mereka
Hal- hal yang terlibat dalam investasi pembuatan konten antara lain :

  • Riset keyword dan topik
  • Merencanakan apa yang akan dicakup konten (dan mengapa)
  • Penulisan konten
  • Optimasi konten
  • Editing konten
  • Membuat grafik, menarik tangkapan layar, atau memanfaatkan multimedia untuk mendukung konten
  • Memposting dan mempromosikan konten ke berbagai saluran
  • Daya tarik dalam konten

Menurut Google Trend sendiri, content marketing telah mencapai puncak popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Dan menginvestasikan uang lebih dalam proses pembuatan konten dirasa sebagai tindakan yang masuk akal.

Dengan berinvestasi lebih, Anda dapat menciptakan konten berkualitas tinggi yang disukai pembaca dan peringkat mesin pencari.

3. Gunakan Personalisasi Konten untuk Konten yang Lebih Tertarget

Tren konten marketing yang banyak diadopsi adalah personalisasi konten. Personalisasi konten berarti kita menyajikan masing- masing konten yang sedikit berbeda sesuai dengan ketertarika setiap individu.

Menurut survei yang dilakukan oleh Evergage, 93 persen marketer menggunakan personalisasi untuk setidaknya satu saluran dalam strategi pemasaran digital mereka.
Gunakan Personalisasi Konten
Praktik ini dilakukan agar sebuah bisnis dapat menyesuaikan konten situs untuk melayani pengguna yang berbeda berdasarkan data pribadi yang tersedia, seperti demografi, preferensi, dan riwayat pencarian/ penelusuran.

Berdasarkan survei dari Evergage, sebagian besar pemasar setuju bahwa praktik ini dapat :

  • Membantu memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik
  • Meningkatkan loyalitas pelanggan
  • Menghasilkan ROI yang terukur

Inti dari personalisasi konten adalah kita membuat konten yang berbicara kepada satu jenis pengguna berdasarkan kebutuhan atau ketertarikan mereka. Misalnya ada pengguna yang mempunyai kebutuhannya adalah meningkatkan user experience, meningkatkan lebih banyak lead ke website mereka, atau mengukur kepuasan pelanggan terhadap produk.

Dari sisi ketertarikan (interest), kita dapat melihat dari topik yang dikunjungi pemirsa dalam website, misalnya sport, lifestyle, atau kesehatan.

4. Lipatgandakan Loyalitas Pembaca dengan Keaslian dan Transparansi

Survey yang dilakukan Stackla pada 2019 mengungkap bahwa 90 persen konsumen setuju bahwa keaslian penting untuk mereka yang mereka sukai dan dukung. Sebagian besar marketer menangkap tren ini dan mencoba menciptakan konsep baru yang didambakan banyak orang.

Yang menjadi masalah adalah 92 persen pemasar berpikir bahwa konten yang mereka buat sudah menampilkan originalitas, sedangkan 51 persen konsumen berpikir kurang dari setengah dari mereka yang sebenarnya menampilkan konsep baru.

Padahal, saat sebuah brand berhasil menampilkan originalitas dalam konsep baru yang tepat, hasilnya bisa sangat luar biasa. Sebuah survei yang dilakukan oleh Cohn & Wolfe mengungkap bahwa hampir 90 persen konsumen bersedia untuk menghargai originalitas merek dengan mengambil tindakan :

  • 52 persen akan merekomendasikan kepada orang lain
  • 41 persen akan memberikan loyalitas mereka

Peran Originalitas terhadap Kepuasan CustomerMemahami konsep originalitas atau keaslian, Michael Fertik dari Forbes membuat definisi yang menarik :

“Menjadi otentik berarti bertanggung jawab dan menjunjung tinggi janji merek Anda. Ini membutuhkan transparansi dan sedikit kerentanan. Ketika sebuah merek otentik, konsumen mengetahuinya, menghargainya, dan memprioritaskan pengeluaran mereka. ”

Sebagai tolak ukur, Anda akan melihat brand terkenal yang menjunjung tinggi keaslian, seperti Amazon, Apple, Lego, dan Intel. Brand- brand besar ini muncul dalam daftar 100 brand paling otentik oleh konsumen dalam daftar yang dibuat oleh Cohn & Wolfe.

5. Perluas Konten Anda dalam Blogging

Jika Anda menjadi seorang blogger, cobalah untuk tidak hanya menghasilkan konten ditargetkan orang yang membaca blog dan artikel. Cobalah untuk mengombinasikan mereka yang juga menyukai video, audio, dan campuran dari mereka.

Mengapa? Sederhanya karena kita hidup di era teknologi yang serba dinamis, multi-channel, dan multi-experience.

Dikutip dari Nielsen, orang dewasa berusia 18 tahun ke atas di AS kini menghabiskan hampir setengah dari hari mereka untuk menikmati konten. Dan 6 jam dari waktu ini digunakan untuk menonton video.  Hal yang tidak jauh berbeda juga terjadi di banyak belahan dunia, termasuk Indonesia.

Jika saat ini Anda masih hanya membaut blog, saatnya untuk berpikir tentang menambahkan saluran YouTube, podcast, atau bentuk media dinamis lain ke strategi konten Anda. Untuk hasil terbaik, eksplore lebih banyak dimana audiens Anda berada.

Seiring dengan berkembangnya pemasaran konten, tren ini bisa dibilang sebagai awal dari pergeseran baru dalam industri. Kedepannya, kita akan melihat lebih banyak perubahan menarik yang membuat kita berdecak kagum, sekaligus memaksa kita untuk bekerja dengan lebih kreatif dan dalam soal konten.

Kapan Anda akan mempersiapkan diri? Rasanya dari sekarang akan jauh lebih baik.

10 Tanda yang Mudah Terlihat Saat Karyawan Bahagia dengan Pekerjaannya

10 Tanda yang Mudah Terlihat Saat Karyawan Bahagia dengan Pekerjaannya

Ada banyak pemilik perusahaan dan HRD yang berupaya keras untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas karyawannya. Dengan berbagai training, karyawan diharapkan akan menjadi lebih produktif dan meningkat rasa bahagianya dalam bekerja.

Kebahagiaan karyawan ini bisa menjadi salah satu point penting. Jika karyawan tidak bahagia, bagaimana mungkin dia bisa menyelesaikan tugas- tugasnya di kantor dengan baik? Bagaimana mungkin produktifitasnya akan meningkat?

Yang mungkin terjadi justru sebaliknya, semangat kerja terus menurun dan akhirnya mempengaruhi kualitas operasional perusahaan.

10 Tanda Karyawan Bahagia dengan Pekerjaannya

Maka dari itu, penting untuk HRD atau pemilik perusahaan untuk menilai apakah karyawan bahagia dengan pekerjaannya atau tidak. Namun, bagaimana cara mengetahuinya? Simaklah tanda- tanda berikut ini :

1.      Tidak Terlambat ke Kantor

Jika karyawan mulai sering datang terlambat ke kantor, Anda sebaiknya mulai waspada. Bibit- bibit malas yang terlihat ini adalah salah satu tanda bahwa karyawan sudah tidak nyaman dengan pekerjaannya.

Berbeda dengan karyawan bahagia, mereka cenderung selalu berusaha untuk datang lebih pagi atau setidaknya beberapa menit sebelum jam masuk kerja. Tipe karyawan ini sangat menghargai jadwal kerjanya agar bsia menjaga produktifitasnya dengan baik.

2.      Menjaga Hubungan Baik dengan Rekan Kerja

Tempat kerja adalah rumah kedua untuk seorang karyawan. Penting sekali untuk mereka menjaga hubungan baik dengan ‘anggota keluarga’ mereka di kantor. Jika hubungan dengan rekan kerja baik, maka pekerjaan pun akan terasa menyenangkan untuk dikerjakan.

Untuk seorang karyawan bahagia, mempunyai hubungan baik dengan rekan kerja itu penting.

3.      Selalu Optimisi dalam Bekerja

Dalam pekerjaan, kita sering dihadapkan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Salah satu cara yang diterapkan seorang karyawan bahagia adalah terus menjaga api optimisme mereka. Mereka jarang mengeluh dan menebar gossip negatif. Sebaliknya, mereka lebih sering berpikir positif dan penuh kreatifitas dalam menjalankan pekerjaannya.

4.      Disiplin dan Menjaga Kebersihan

Sesekali coba intiplah meja kerja karyawan Ada. Jika terlalu berantakan dan jorok, bisa jadi dia mempunyai semangat kerja yang rendah. Pasalnya, karyawan yang bahagia dan menyukai pekerjaannya akan selalu berusaha disiplin dan menjaga kebersihan dan kerapian tempatnya bekerja. Semua itu dilakukan untuk kebaikan dirinya sendiri.

5.      Berupaya Mengembangkan Karir

Karyawan yang bahagia akan dengan senang hati menyelesaikan pekerjaannya hingga tuntas, dan bahkan menyodorkan ide- ide baru untuk dieksekusi. Bukan hanya bertanggungjawab dengan pekerjaannya, namun ia juga selalu antusias dalam mengembangkan karirnya.

Goalnya bukan untuk karir jangka pendek, melainkan karir dan pengembangan diri jangka panjang.

6.      Tidak Segan Berpartisipasi dengan Kegiatan di Luar Kantor

Saat perusahaan membuat kegiatan di luar jam kerja, entah itu kegiatan sosial, liburan, atau yang lainnya, ini adalah kesempatan emas untuk pemilik bisnis atau HRD untuk melihat apakah karyawannya loyal dan bahagia atau tidak.

Dari kegiatan- kegiatan ini biasanya akan terlihat mana karyawan yang selalu berupaya datang, dan mana yang nyaris tidak pernah berpartisipasi. Perhatikan siapa saja yang termasuk ke dalam daftar tidak pernah berpartisipasi tersebut, dan akan terlihat korelasinya.

7.      Menampilkan Sikap Positif

Seorang karyawan yang secara konsisten menampilkan sikap positif dalam bekerja dan bersosialisasi dengan rekan kerjanya bisa dipastikan termasuk karyawan yang bahagia.

Misalnya saja saat berada dalam situasi meeting. Sosok karyawan ini akan terlihat mempersiapkan diri dengan baik, kemudian berpartisipasi dalam prosesi Tanya jawab dengan penuh rasa antusias.

8.      Selalu Mempunyai Ide dan Solusi Kreatif

Karyawan yang bahagia selalu peduli dengan kemajuan diri, tim, dan perusahaannya. Jarang sekali mereka bekerja hanya apa adanya. Sebaliknya, dalam pekerjaannya, mereka sering terlihat sebagai sosok yang totalitas tanpa batas.

Tidak jarang, mereka selalu melempar ide segar dan solusi kreatif dari setiap permasalahan di tempat kerja. Melalui ide dan solusi kreatif tersebut, ia berharap dapat berpartisipasi dalam memajukan perusahaan.

9.      Menghindari Obrolan Negatif

Tidak jarang beberapa karyawan akan terlibat dalam obrolan negatif yang berisi keluhan mereka terhadap perusahaan, dan saling menyeret teman lainnya untuk ikut berprasangka buruk terhadap perusahaan. Seorang karyawan bahagia mungkin juga manusia biasa yang kadang menyimpan keluhan ‘kecil’.

Namun, alih- alih melibatkan diri dalam obrolan itu, ia memilih untuk menarik diri. Daripada terlibat dalam gossip, ia akan memilih untuk menyampaikan keluhan dan unek- uneknya langsung kepada atasan.

Dengan begitu, keluhan tersebut tersampaikan dengan cara yang tepat, dan berbagai macam spekulasi negatif yang mempengaruhi etos kerja tidak berkembang secara liar.

10. Menghormati Pimpinan

Seorang karyawan yang bahagia dengan pekerjaannya pasti menghormati pemimpinnya. Salah satu cara ia menghormati bisa dilakukan dengan cara nomer 9 yaitu dengan menyampaikan langsung keluhan kepada orang yang tepat dibandingkan membangun koalisi negatif di kantor.

Cara lain yang biasanya kerap ditunjukkan adalah dengan memberikan salam sapa dengan tulus dan melakukan pekerjaan dengan sebaik- baiknya.

Itulah tanda- tanda karyawan yang bahagia dengan pekerjannya. Apakah 10 tanda- tanda ini cukup mudah Anda temui di karyawan perusahaan Anda? Perhatikanlah mereka mulai dari sekarang.

Strategi Menghadapi Toko Online yang Sepi dan Menurun Omsetnya

Strategi Menghadapi Toko Online yang Sepi dan Menurun Omsetnya

Apapun jenis bisnis, termasuk toko online, pasti kerap mengalami dinamika naik turun. Ada kalanya bisnis dengan tingkat kesulitan yang tinggi dapat laris manis seperti menjual kacang goreng. Ada kalanya juga menjual barang yang sudah luas marketnya terasa amat sulit.  Atau bisa juga juga bisnis Anda yang biasanya selalu mencetak omset tinggi tiba- tiba sepi. Ini mungkin terjadi? Sangat mungkin dan terjadi dimana saja!

Ketika bisnis mengalami penurunan, banyak pebisnis, khususnya pemula yang langsung pesimis dan menjadi pasif, alias tidak mengoreksi dan melakukan inovasi apa- apa. Padahal, ketika hal ini terjadi, ini adalah pertanda bahwa bisnis Anda sedang diuji. Jika Anda pesimis dan tidak melakukan apa- apa, maka bisnis Anda akan semakin jatuh dan tenggelam, karena persaingan yang semakin ketat dan kompetitor Anda selalu melakukan perbaikan di segala hal. Sebaliknya, jika Anda mengoreksi diri dan melakukan perbaikan, maka bisnis Anda akan selamat dari badai cobaan dan bahkan menjadi semakin kokoh berdiri.

Tips Menghadapi Toko Online yang Sedang Sepi

Jika Anda pelaku bisnis online dan kerap mengalami sepi pesanan dan mulai pesimis, sebaiknya Anda rubah dulu mindset dan perilaku Anda. Bisnis online adalah jenis bisnis yang paling mudah dijalankan dan memiliki ratusan bahkan ribuan kompetitor. Ikuti lah #tipsbisnis berikut ini untuk menghadapi bisnis online Anda yang sedang sepi :

1. Fokus Mengamati, Menganalisa dan Memperbaiki
Percaya lah, setiap bisnis pasti mengalami dinamika sepi – ramai. Khususnya jika bisnis Anda masih baru saja dirintis, dinamika ini akan menjadi godaan yang luar biasa. Ketika ini terjadi, lakukanlah pengamatan terhadap produk yang Anda pasarkan, kualitas pelayanan dan juga apakah pelanggan memiliki akses yang mudah ke produk Anda. Setelah melakukan pengamatan, coba tulis analisa Anda terhadap pengamatan tersebut di kertas. Buat garis besar dan urutkan faktor mana saja yang perlu diperbaiki pertama hingga terakhir. Setelah Anda mendapatkan data analisa tersebut, mulai lah perbaikan maksimal. Dengan perbaikan, bisnis online Anda akan bangkit kembali dan menjadi lebih baik.

2. Lakukan Update Produk Menjadi Lebih Variatif dan Kreatif
Normalnya para pelanggan akan lebih senang jika dapat memilih beragam variant produk yang berbeda. Mereka akan merasa memiliki banyak pilihan dan menjadi tidak mudah bosan. Selain itu,nilai pulusnya, mereka dapat menjadi pelanggan setia kita dan senang mengikuti perkembangan toko online kita.

Misalnya Anda memiliki toko online berupa fashion sport, maka selain jersey tim sepakbola, sediakan lah juga jaket bola, jaket training, aksesori tim, kaos bola,  singlet bola dan sebagainya. Pundalam hal fashion wanita, selain dress, maka pertimbangkan juga untuk menyediakan jaket, rok, kaos, scarf dan sebagainya. Hal ini juga berlaku untuk warna ya. Sedangkan jika produk Andalebih ke makanan atau kuliner, maka strateginya sama dengan varian produk dan juga variant rasa yang berbeda.

3. Berani Tampil Beda dan Unik
Jika Anda menjual produk fashion seperti dress, kaos, sepatu atau aksesoris, tentu sudah pasti toko online ‘tetangga’ juga menjual produk yang berbeda. Maka dari berinovasi lah untuk terlihat sedikit berbeda dari bisnis online yang lain. Anda mungkin dapat menambahkan beberapa jenis produk handmade, etnik, retro atau tradisional dengan tampilan yang berbeda dan eksklusif. Dengan sentuhan inovasi, toko online Anda akan memiliki daya tarik yang berbeda.

4. Berikan Bonus dan Reward kepada Pelanggan
Jika Anda memiliki beberapa pelanggan setia, jangan pernah sungkan atau pelit untuk memberikan binus kepada mereka. Bonus, betapa pun kecilnya akan membuat pelanggan Anda merasa senang dan merasa dihargai. Bonus yang dapat Anda berikan pun bisa beragam bentuknya, seperti bonus potongan harga, potongan ongkos kirim, voucher belanja dan sebagainya.

Ketika Anda memberikan bonus kepada pelanggan, pastikan juga Anda tidak rugi. Tidak masalah jika margin untung Anda menjadi lebih sedikit, nyatanya strategi ini cukup ampuh untuk menjaga pelanggan Anda tetap setia dan tidak loncat ke toko online lainnya. Anda bisa juga mengatur strategi ini untuk diadakan setiap pembelian ke 3, 6, 9, dst sehingga pelanggan termotivasi untuk berbelanja lagi, di sisi lain, Anda tetap sering mendapatkan margin untung yang sama. Oke untuk dicoba, kan?

5. Jangan Sepelekan, Pemasaran Offline dan Online Sama Pentingnya
Jika Anda selama ini berpikir jualan online yang hanya melulu tentang pemasaran online seperti marketplace, social media, chat, atau forum jual beli, maka rubahlah mindset Anda. Mulai lah untuk giat mengikuti event offline agar bisnis online Anda semakin menjangkau banyak orang dan semakin dikenal. Anda mungkin dapat mengikuti bazaar, pameran atau even sejenis lainnya. Siapkan kartu nama atau brosur mini yang memuat identias #bisnisonline Anda dan juga produk Anda. Semakin banyak orang yang mengenal toko online Anda, maka semakin besar peluang Anda untuk semakin memantapkan langkah kaki.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk menghadapi bisnis Anda yang sedang sepi dan menurun omsetnya. Bisnis online itu seru dan menyenangkan, jadi gali lah lebih banyak strategi untuk menjaga bisnis Anda, dan memaksimalkannya. Dengan optimis, kerja keras dan terus inovati, bisnis online Anda pasti besar dan kokoh.

Terimakasih sudah membaca. Semoga bermanfaat ^_^